Pikiranku berkecamuk ketika mengawali hari ini, dimulai dengan sapaan pagi yang aku pikir tidak ada salahnya aku memulai duluan. Satu jam kemudian dia membalas karena harus makan barenglah, ini ultah lah. See? Yupz, inilah dia yang sekarang. Aku tidak akan menyalahkannya.
Uhmm..aku sedikit mengalihkan perhatian ke mereka, orang – orang di sekelilingku. Kalian tidak akan percaya ini, salah satu dari mereka pernah menganggap aku berubah sejak aku dengannya. Rasanya nyaman sekali, mendengarkan mereka berbicara tentang pengalaman – pengalaman mereka, atau masalah di kantor yang rasanya tidak ada habisnya. Banyak hal yang mengagetkan, aku dapat dari mereka. Dan, sesekali aku melirik monitor komputerku di ujung sana, He’ll be fine with his world, right? Dia tidak terlalu membutuhkanku.
Satu bentuk appreciate mereka atas apa yang aku lakukan beberapa waktu lalu membuatku terharu. Aku melakukan semuanya atas dasar tanggung jawab (dan sedikit dibumbui balas dendam dan pelarian karena dia sudah tidak lagi di tempatnya). Tidak berharap sedikit pun akan adanya imbal balik. Bukankah mereka dulunya seperti keluarga?
Hari ini, aku ingin bercerita banyak dengannya. Dia menyetujuinya. Selain banyak hal ini, aku juga ingin menghabiskan waktu sebelum outing untuk berbincang mengenai banyak hal. I’ll miss him. Ah, boy can you feel what I feel now? Tolong penuhi permintaanku kemarin. Keep close with me. Ya, semoga ini hanya feeling tidak sehatku, kami akan baik – baik saja sebelum atau sesudah aku outing.
Kamu tidak memberi kabar lagi. Dan aku mengisi waktu dengan membaca email – email yang pernah kita kirim. You know boy, I felt it was amazing time between us. We fill every day with laugh, affection, and dreams. Can we repeat the momment? I miss your weakness, tears, time, care, the way you look at me, you made me like a princess, trully princess.
Tiba – tiba aku merasakan kepalaku dipenuhi dengan suara – suara. Berat sekali. Can you with me? I need you so much for now. I’m waiting for your call, make me calm down, sampai aku tertidur. Can you?
Kamu tahu, betapa bahagianya aku membaca SMSmu,walaupun sedikit terlambat, membaca keluh kesahmu. Dan merasakan sedikit kecewa karena kamu tidak menerima niatku untuk membantumu. I know, aku memang tidak berguna lagi di hidupmu. Kamu bisa bahagia tanpa ada aku di sampingmu. Kamu bisa mengatasi semua sendiri. Ya, selama ini kamu hanya berpura – pura membutuhkanku, padahal aku tidak mempunyai peran apa – apa. Poor of me. Aku membenci diriku sendiri. Aku benci menjadi orang bodoh. Aku benci karena semua keterbatasanku. Aku benci karena ternyata akulah yang lemah. Aku benci karena tidak bisa bangkit sendiri. Bukan kamu yang membutuhkan aku. Pada akhirnya, aku semakin kecewa,karena dia kembali tidak ada. Kenapa setiap aku membutuhkan dia sering tidak ada??? Aku menampar wajahku sendiri.
‘Tidak setiap aku butuh dia menghilang, kadang kala dia ada, dan mengusahakan banyak hal untukku.’ Batinku yang lain membelanya.
God, enyahkan keriuhan di kepalaku ini. Aku hanya ingin tidur dan bisa menghadapi hari esok. Pleaseee...aku sangat memohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar