Selasa, 28 Desember 2010

NO TITLE (3rd day)


Ok world, what we get on third day?
Ini bukan masalah siapa duluan yang akan menghubungi yang lain. Aku tidak gengsi. Sungguh perasaan itu tidak ada. Aku hanya tidak bisa merasakan dimana aku berada.
“Pagi Cezz”
Sapaan yang sama dan aku tidak tahu kemonotonan ini akan sampai kapan.
“Pagi”
Sekali lagi, ini bukan gengsi atau sebangsanya. Ini hanya masalah kemampuan dan tenaga. Kali ini ada yang berbeda. Morning call disuguhkan. Yup.
Chat hari ini pun awalnya berjalan dengan lancar. Beberapa kerjaannya sepertinya datang. Oke, mungkin aku yang tidak mengerti kondisi atau jalan pikirannya. Anggaplah seperti itu. Jadi tidak fair baginya kalau aku masih saja berpikir, kenapa dia harus cepat – cepat menyelesaikan pekerjaannya? Bukankah dia tidak dikejar jadwal kuliah? Dan jika aku memberikan pertanyaan berikut ini, dia akan meledak lagi; Kenapa masih saja ada jadwal ‘mengerjakan tugas’? Bukannya besok rencananya dia tinggal menyalin di kosku? Bukannya dia tinggal mengambil tugas itu lalu fotocopy, pulang.
Kalian tahu? Aku tidak akan melontarkan semua pertanyaan hanya akan mengakibatkan situasi konyol. Tidak ! Saat ini aku harus fokus dengan kondisi fisikku yang aku rasa menurun.
Fine.
Dia kehujanan dan berteduh di sekitar Hotel Haris. Aku ulangi sekali lagi, dia sedang berteduh. Enough. Satu jam lebih. Entah kenapa ya, aku selalu tidak tenang jika dia lama membalas SMSku. Dan dia selalu seperti ini (mungkin ini hal kecil baginya yang tidak penting) melanjutkan perjalanan tanpa memberi kabar. Atau seperti tadi, berteduh tanpa memberi kabar juga. Dulu, dia bisa menceritakan hal detil seperti ini. Kamusku membeberkan sebuah opini, dulu dia bisa karena hanya ada aku yang ada dalam pikirannya, sekarang tidak. Oke, aku harus ikhlas bersanding dengan pekerjaan, kuliah, keluarga dan teman – temannya (God, give me another world except him).
Sudah satu jam setelah dia sampai di rumah temannya. Katanya dia hanya akan mengambil tugas dan pulang. But, until now after a hours, tidak ada kabar apapun. Tidak ada yang menyuruhku menunggu. Apa juga yang perlu ditunggu?
21:36
Boy, jangan menguji kesabaranku. Ini hanya mampir mengambil softcopy dan foto copy. Selama inikah? More than one hours? Lantas, bagaimana jika mengerjakan tugas? Juga selama ini? Apa kamu akan memberikan kabar pada pukul 22.05 lagi? Damn, I’ll be stupid.
21.50
My Boy you make me crazy. Udah pulang dari tadi tapi HP mati. Can you make me safety? Aku juga bisa stres kalau terus kaya begini. Aku hampir saja menjadi penjahat teknologi kalau dalam waktu setengah jam kamu tidak memberikan kabar. Pffffiuuuhhh, rupanya aku harus lebih sabar lagi jika tidak aku bisa membuat kesalahan besar. God, forgive me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar